Penerapan Pencatatan Keuangan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah Perusahaan Jasa Advertising Berbasis SAK ETAP

(Studi Kasus pada CV. Syahir Putra Sakti)

Abstract

This research aims to determine (1) how to implement financial recording according to SAK ETAP on the CV. Syahir Putra Sakti, and (2) how to report finances on the CV. Syahir Putra Sakti. CV. Syahir Putra Sakti is one of the MSMEs operating in the advertising services sector and has not implemented financial recording and reporting per SAK ETAP. This research uses a qualitative case study method. The sampling technique used was purposive sampling. The research was carried out in five stages, namely: 1) data collection, 2) data reduction, 3) data presentation, 4) data analysis, and 5) concluding. The results of this research show that: 1) In recording transactions, the owner did not record in accordance with SAK ETAP. The owner does not record regularly, 2) The recording and reporting is still manual; 3) The only documents available in the company are sales receipts and the number is very limited. 4) The owner does not separate accounts between personal accounts and company accounts, 5) Owners do not record all components of financial statements such as profit and loss statements, changes in equity reports, balance sheets, cash flow reports, and notes to financial statements.

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimana penerapan pencatatan keuangan sesuai SAK ETAP pada CV. Syahir Putra Sakti, dan (2) bagaimana pelaporan keuangan pada CV. Syahir Putra Sakti. CV. Syahir Putra Sakti merupakan salah satu UMKM yang bergerak di bidang jasa advertising dan belum menerapkan pencatatan dan pelaporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian dilakukan dalam lima tahapan, yakni: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) analisis data, dan 5) penarikan  kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; 1) Dalam pencatatan transaksinya, pemilik tidak melakukan pencatatan sesuai dengan SAK ETAP. Pemilik tidak melakukan pencatatan secara rutin,  2) Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan masih bersifat manual, 3) Dokumen yang terdapat di perusahaan hanya berupa nota penjualan saja dan jumlahnya juga sangat terbatas, 4) Pemilik tidak melakukan pemisahan rekening antara rekening pribadi dengan rekening perusahaan, 5) Pemilik tidak mencatat semua komponen laporan keuangan seperti laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.